Powered By Blogger

Selasa, 02 November 2010

Motivasi,,, saran dari adik mahasiswa

kisah ini diawali tengah malam ketika lagi OL,,, awalnya ga begitu serius menyikapi permintaan sang mahasiswa, namun dibalik itu ada keseriusan yg mendalam,, nampak dari tulisannya yg masuk ke in box sy....
saya hanya bertanya dalam hati,,, kira2 apa yg dibutuhkan sang mahasiswa untuk menyarankan nulis tentang "MOTIVASI".... bersambung,,,

Jumat, 29 Oktober 2010

PROBLEM SOLVING,,,,, bisa ga dipenjas,,,???

sewaktu aku kuliah materi ini yang kuperdebatkan dengan dosenku,,, aku awalnya ga yakin,, tapi ternyata bisa juga diterapkan di penjas cuma akhirnya berubah ke gaya yang lain yg disebut dgn gaya diskoveri tertuntun,,,

terima kasih prof,,,, ternyata ga ada yg ga mungkin di dunia ini.... (tapi kenapa aku dapat nilai B)....
akhirnya sambil minum kopi + dengarin celoteh tukul di TV,, kubuatlah tulisan ini sambil mengingat-ngingat apa yg kuperdebatkan dengan dosenku dulu.. kalo ga salah kesimpulannya seperti ini...

Ciri-cirinya.......

Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri tertuntun.

Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan dalam posisi kedua kaki sambil bergerak?” Pertanyaan bisa semakin sulit. Misalnya, “bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepak bola agar bola tidak melambung jauh diatas seperti kelas 5 dan 6 SD. Makin meningkat usia siswa, seperti sudah menginjak jenjang SLTP, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.

PelaksanaannyA..........

Langkah-langkah pelaksanaan gaya mengajar pemecahan masalah sebagai berikut:

* Penyajian masalah. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau demonstrasi karena pemecahannya bersumber dari anak.
* Tentukan Prosedur. Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai pemecahan. Bila usia anak masih muda seperti di kelas awal (kelas 1, 2, atau 3), maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.
* Bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam bereksprerimen siswa mencoba beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah serta menilai dan membuat sebuah pilihan. Ketika mencari-cari jawaban, anaklah yang menentukan arah pemecahannya. Sementara hanya berperan sebagai penasihat, seperti menjawab pertanyaan membantu, memberikan komentar, dan mendorong siswa. Namun, ia tidak megnemukakan jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.
* Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap anak perlu memperoleh kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati apa yang ditemukan siswa lainnya. aneka macam hasil temua dapat dipertunjukkan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, rombongan yang agak besar, atau bagian dari kelas. Diskusi terpusat pada pengujian pemecahan yang khas.
* Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa lainnya dan mengevaluasi alasan di balik pemecahan yang dipilih, apa yang perlu dilakukan. Setiap anak memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan pola geraknya, menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.

Ghitu,,,, moga2 terasa ya,,,,,,,,

Pesan buat pelatih... (Penjas cup 09)......

tulisan ini terinspirasi jelang penjas cup 09,,,, iseng-iseng nulisnya... terutama setelah nonton acara bola diberbagai liga di TV.. daripada hanya tinggal diotakku doang,,, mending kutumpahkan ke blog tersanyang,,, moga bisa bermanfaat....

salam olahraga.....
Betapapun bagus skill yang dimiliki para pemain sebuah tim, semuanya tidak akan banyak berarti jika tidak didukung dengan taktik dan strategi yang handal. Sebagaimana dalam sebuah peperangan, taktik dan strategi memegang peranan yang amat menentukan bagi kalah dan menangnya sebuah tim. Oleh karena itu, semua pemain dalam sebuah tim harus memahami strategi dan taktik yang telah ditetapkan. Jika tidak demikian, permainan tim tersebut tidak akan ’menyatu’. Masing-masing pemain akan bermain sendiri-sendiri tanpa kerjasama dan koordinasi yang baik. Berikut ini beberapa hal penting seputar strategi dan taktik bermain sepakbola.

1.Ketika tim kita menyerang, jangan lupakan pertahanan. Tim yang kuat bukanlah tim yang hanya hebat dalam menyerang. Lebih dari itu, kemampuan bertahan sama pentingnya dengan kemampuan menyerang.

2.Ketika tim kita kehilangan bola, maka tim kita harus beralih dari ’menyerang’ menuju ’bertahan’. Secara umum, jika tim kita bertahan maka hendaknya posisi para pemain saling berdekatan satu sama lain untuk membentuk pertahanan yang masif. Adapun jika tim kita menyerang maka hendaknya posisi para pemain saling berjauhan untuk menciptakan ruang-ruang yang lebar dan untuk menceraiberaikan pertahanan lawan.

3.Ketika tim kita bertahan (kehilangan bola), lebih baik jika kita membayangi lawan-lawan kita dengan berdiri di belakang mereka karena mereka nantinya akan menuju ke arah kita dan agar ia tidak lepas dari kawalan kita karena kita bisa terus melihatnya.

4.Menyerang bisa dilakukan dengan dua cara : 1.Serangan langsung (direct attack) : dilakukan dengan mengusahakan agar bola secepat mungkin bisa memasuki daerah pertahanan lawan, yakni dengan banyak melakukan umpan ke arah depan. 2.Serangan tidak langsung (indirect attack) : akan berlangsung lebih lambat karena kita akan menggunakan umpan-umpan ke samping dan ke belakang sembari mencari celah kelemahan lawan. Jika para pemain tim kita kurang terampil dan tidak terlalu mahir dalam umpan-mengumpan, sebisa mungkin kita senantiasa menyerang secara langsung.

5.Jika tim Anda ingin membangun serangan dari belakang (berarti bola dari belakang akan ditransfer ke tengah dulu baru kemudian ke depan) maka tim Anda harus memiliki para pemain belakang yang cukup terampil (jika tidak, lawan akan dengan mudah bisa mencuri bola dari para pemain belakang tim Anda) dan juga para pemain tengah yang bisa mengatasi para pemain tengah lawan.

6.Berdasarkan bagaimana umpan-umpan dilakukan, terdapat dua gaya bermain : 1.Gaya menguasai bola (possession style) : dilakukan dengan melakukan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki. Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan gaya bermain ini adalah untuk tidak lupa bahwa tujuan utama bermain adalah mencetak gol. Jangan hanya asyik melakukan banyak umpan-umpan pendek tetapi melupakan tujuan utama permainan. 2.Gaya bola-bola panjang (long passes style). Adalah hal yang mungkin untuk menggabungkan dua gaya bermain tersebut. Contohnya adalah Ajax Amsterdam yang seringkali menggunakan possession style di sepertiga tengah lapangan dilanjutkan dengan secara tiba-tiba melakukan umpan panjang ke kotak penalti. Tentu saja, harus ada penyerang yang sudah siap menyambut bola panjang tersebut dan mengeksekusinya.

7.Jika tim Anda bermain dengan bola-bola panjang (pemain belakang sering memberikan umpan panjang langsung ke pemain depan), usahakan agar tim Anda tetap melakukan umpan-umpan pendek di daerah pertahanan lawan. Jika tidak, tim Anda akan kesulitan untuk melakukan finishing.

8.Jika pertahanan lawan cenderung maju, sangat baik jika tim kita sering melakukan serangan balik dengan cepat. Namun jika pertahanan lawan cenderung tetap di belakang dan memelihara kedalaman, sangat baik jika kita menyerang dengan umpan-umpan pendek.

9.Dalam serangan mesti terlibat dua atau tiga orang penyerang : 1) penyerang pertama, yakni penyerang yang membawa bola, 2) penyerang kedua, dan 3) penyerang ketiga. Penyerang kedua dan penyerang ketiga hendaknya berlari kira-kira tiga langkah lebih ke belakang daripada penyerang pertama untuk menghindari offside.

10.Ketika tim Anda menyerang hendaknya para pemain belakang juga ikut menekan ke depan sehingga bisa men-support serangan dan melakukan pressure terhadap bola, sekaligus untuk membuat lawan mudah terperangkap offside. Tetapi ada syaratnya : para pemain belakang tersebut mesti memiliki kecepatan dan stamina yang baik. Lebih aman lagi jika tim Anda memiliki seorang sweeper.

11.Ketika tim Anda menyerang dan memasuki daerah lawan, sangatlah baik untuk memanfaatkan lebar lapangan karena hal ini akan membuat barisan pertahanan lawan menyebar dan tercerai-berai, sehingga terciptalah celah-celah untuk menembus pertahanan mereka.

12.Jika para pemain tim Anda mahir dalam menguasai bola, perhatikanlah bahwa di lapangan biasanya terbentuk dua daerah : daerah padat dan daerah kosong. Pancinglah para pemain lawan untuk membentuk daerah padat dan menyisakan daerah kosong pada bagian lapangan yang lain. Lalu, dengan cara yang sulit diantisipasi, pindahkanlah bola ke daerah kosong dan dari sana ciptakanlah gol ke gawang lawan.

13.Agar tim Anda bisa melakukan serangan balik (counterattack), pastikan bahwa ketika pertahanan tim Anda terdesak, masih ada satu atau dua orang penyerang tim Anda yang tetap berada di tengah lapangan atau bahkan lebih ke depan lagi, tergantung pada posisi bek lawan.

14.Ketika bola dikuasai oleh lawan di sekitar gawang kita, kita harus melakukan pressure terhadap bola sehingga serangan mereka bisa kita patahkan atau setidak-tidaknya kita hambat. Adapun ketika lawan menguasai bola di daerah pertahanan mereka, kita juga harus melakukan pressure terhadap bola sehingga kita bisa merebut dan menguasai bola untuk kemudian mencetak gol. Hendaknya para pemain depan tim kita senantiasa berusaha untuk bisa mencuri bola yang sedang dikuasai oleh para pemain belakang lawan. Jika hal itu berhasil dilakukan, peluang mencetak gol cukuplah besar.

15.Dalam permainan, tim kita harus menentukan formasi bermainnya. Kita menentukan formasi tertentu untuk memastikan adanya support, depth, width, dan field coverage baik dalam serangan ataupun pertahanan. Setiap pemain mesti bertanggung jawab atas posisi atau daerahnya. Sebagai contoh, seorang pemain sebelah kanan jangan sampai berada terlalu jauh di sebelah kiri lapangan (kecuali kalau ada cross over, itupun untuk sementara waktu saja), karena akan menyebabkan kekosongan di daerahnya. Setiap pemain harus memainkan posisinya dengan baik dan mempercayai teman-temannya untuk memainkan posisi mereka masing-masing. Penentuan formasi tim hendaknya didasarkan pada : 1) kemampuan (keterampilan) para pemain tim kita, 2) kecepatan dan daya tahan para pemain tim kita, 3) panjang dan lebar lapangan, 4) kekuatan dan kelemahan tim lawan.

ok,,,, selamat menerapkan .....

Kamis, 28 Oktober 2010

EKSPLORASI TERBATAS,,, yang mengagetkan!!!!!!!!!

Hari itu (lupa hari dan tgl nya).... masih dalam suasana PLPG Samarinda 2010
yang kuingat aku begitu tidak percaya diri, jengkel,, (dosen senior mendominasi kelas PLPG).... dan kesepian... (+ yayangku + andra dan dava ku ke luar kota)....
jelang... istirahat...tiba-tiba ada peserta PLPG yg nyerocos aja bertanya sambil memamerkan gigi ginsulnya,,,, Pak saya mau nanya,,,,!!!!!
kaget..... iya.... tapi dia wanita,, seorang guru muda. hmmmm lumayan poin 70.. (seorang chiness)... jd ga apa2 meski mengagetkan tapi ada sisi indahnya sekaligus bisa nemani aku makan siang...
sambil nunggu pesanan... si "CINA" berujar...
gini pak,,,,,,kemarin bpk menjelaskan tentang gaya mengajar eksplorasi tak terbatas,,,, pasti ada dong gaya eksplorasi terbatasnya ,,,,,,,,,????

sambil tersenyum,,, hmmmmmmmmmm inilah saatnya kuperlihatkan,,, tidak semuanya kita harus belajar ke negeri cina,, Indonesia juga BISA.

lalu kujawablah:

Ciri-cirinya itu,,,,,

Tugas guru ialah menyiapkan pelajaran, materi dan petunjuk umum. Siswa bertugas untuk menentukan sendiri respon yang sesuai. gaya ini cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan beberapa pola gerak untuk keterampilan khusus.

Pelaksanaannya,,,,

Bila mempelajari keterampilan manipulatif (misalnya, keterampilan melempar bola dengan tangan) siswa dapat memperlihatkan beberapa cara melambung dan menangkap bola sambil berdiri di tempat. Faktor apa yang terbatas? Keterampilan menangkap sambil berdiri di tempat. Contoh lainnya bila siswa berlatih bersama temannya, misalnya keterampilan memainkan bola mereka dapat melempar atau memantulkan bola dengan beberapa cara seperti bolak balik di antara mereka.

gitu,,,,,,,, bu..
ya ngerti,,, pak... kapan-kapan aku hubungi lagi ya,,, pak. No TLP nya berapa,,,,
adduh,,,,
(sory,, honey aku berikan no tlpku,,, tp aku cinta kamu kok,,, meskipun saat ini kamu jauh)..
Aku pergi tapi hatiku kusimpan di sini,,,, itu katamu pada saat aku antar ke bandara...

EKSPLORASI TAK TERBATAS,,, WAH apa tuhhhh

pertanyaan dari judul di atas muncul ketika peserta bertanya pada saat sy membawakan materi di PLPG Samarinda tahun 2010,,,,,,, semapat kaget juga,, tapi namanya ramli ga jadi soal, hanya perlu menenangkan diri sejenak,, terus mengingat Lelucon Prie GS dan kecantikan Aura Kasih,,, bereesssss dehh.
Lalu kujawab aja.....
Kita mulai dari...

Ciri-ciri

Dalam gaya ekplorasi terbatas, guru membantu menyediakan alat-alat pengajaran dan merancang tugas yang akan dijelajahi. Petunjuk yang disampaikan guru bisa begini: “Hari ini, separuh waktu bebas kamu isi dengan aneka kegiatan, dan silahkan mencari dan memakai alat yang dibutuhkan.”

“Ambil bola dan silahkan memainkannya sesuka hatimu” Tidak ada batas, kecuali faktor keselamatan siswa. Guru cuma mengingatkan bagaimana menggunakan alat.

Pelaksanaan

Karena diutamakan kemampuan siswa mencari cara pemecahannya sendiri, maka tidak ada contoh atau demonstrasi dari pihak guru. Jadi guru menghindari pemberian petunjuk dan hasil yang harus dicapai, kecuali mengingatkan beberapa hal seperti cara memakai alat. Hal itu untuk mencegah anak meniru atau tidak kreatif.

Prinsip

* Dalam penerapan gaya eksplorasi tak terbatas, tidak berarti guru tidak aktif. Dalam paraktek ia berkeliling memberikan dorongan dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan secara perorangan.
* Guru memusatkan perhatiannya untuk memotivasi siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa agar mandiri dan kemudian semakin mandiri sesuai dengan perkembangan anak.

INI gaya mengajar pak,,,,,,,,,,,

selesaai....... dan peserta itu pun mengangguk-nggagguk,, (seraya mengumbar senyum termanisnya...)

sayang,,,,,,, kamu berkumis,,,

Telepon dari sahabat

Terkejut aku kemarin waktu saya baru berangkat menuju ke kampus, tiba-tiba saya berhenti dan menghentikan mobil sejenak untuk menerima telpon yang sudah cukup lama tidak saya jawab. Ternyata telepon itu dari teman saya yang sama-sama mengajar penjas di selayar.

Kalo tidak salah pembicaraan kami seperti:
assalamu alaikum,,, Hallo cappo,, tolong aku diberi tau apa beda penjas dan olahraga,, Akupun menjawab; okey nanti saya kasi tau sy dlm perjalan menuju kampus.. (sambil menahan amarah krn terjebak dalam kemacetan di Pasar Sungai Dama,,,)

Wah, ternyata masih ada juga guru olahraga yang gak ngerti perbedaan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga. Makanya sering-sering mampir ke blog penjas dan olahraga dong!!!! dijamin gratis,,,, Kalo boleh sih jadi pengikut,,,, hee

Baiklah disini saya akan mencoba menjelaskan seingat saya mengenai perbedaan Pendidikan Jasmani dengan Olahraga yang saya perolah waktu kuliah SI dulu.

Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:

1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik, sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan.
2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi.
3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan harus diganti dengan atlet lain.
4. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.

Baiklah mungkin itu garis besar mengenai perbedaan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga. Semoga bermanfaat……

PENJAS, BERMAIN DAN OLAHRAGA,,,, Berkorelasi,,, ga!!!!!!!!

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.