Powered By Blogger

Rabu, 21 Oktober 2009

DISIPLIN ATLET

A. SEBUAH PREMIS
Disiplin adalah menanamkan kepatuhan yang didasarkan atas pemahaman dan kesadaran, tanggung jawab, serta menguasai diri dan lebih mengutamakan kepentingan orang lain.
Disiplin banyak dipengaruhi dari pengalaman sekitar, khususnya pengaruh pendidikan. Karena itu perkembangan disiplin harus sudah diperhatikan sejak kanak-kanak. Pengetahuan tentang baik dan buruk, tentang betul dan salah, tentang perbuatan terhormat dan tercela dan sebagainya. Hal inilah yang merupakan sendi menanamkan disiplin.
Dalam pembinaan atlet kerjasama antara pelatih dengan orang tua atlet sangat perlu. Karena disiplin seperti halnya sikap manusia lainnya, selalu dapat berubah dan dapat dipengaruhi. Olehnya itu bagi atlet, baik pemula maupun yang sudah terlatih menanamkan DISIPLIN HARUS DILAKUKAN SECARA TERUS MENERUS.
Ada salah satu metode yang sekiranya dapat menanamkan disiplin, yaitu PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN HUKUMAN ATAU REWARD AND PUNISHMENT. Bentuk-bentuk hukuman yang diberikan mulai dari yang paling ringan sampai yang berat. Misalnya dengan koreksi, peringatan, memberi nilai buruk, teguran, hukuman dan siksaan. TAPI perlu diingat penerapan cara-cara tersebut disesuaikan dengan keadaan sifat-sifat subyek yang dihadapi, termasuk situasi serta norma-norma masyarakat sekitarnya.
James Dobson (1986) mengemukakan bahwa aktivitas penuh disiplin haruslah dilakukan dalam suatu kerangka penuh cinta kasih dan memahami perasaan subyek. Artinya RASA HORMAT DAN TANGGUNG JAWAB SEBAGAI LANDASAN DARI PENANAMAN DISIPLIN.
Dari pendapat James Dobson tersebut dapat dikemukakan benang merahnya bahwa tindakan persuasive-edukatif lebih diutamakan dalam menanamkan disiplin kepada para atlet, karena pada akhirnya sikap penuh disiplin itu harus tumbuh dari dalam atlet itu sendiri.

B. PENGUASAAN DIRI
Penguasaan diri erat kaitannya dengan penanaman disiplin. Olehnya itu seorang pelatih harus mempunyai falsafah dan konsep yang mantap mengenai disiplin yang akan ditanamkan kepada atlet. Menanamkan disiplin tidak mesti dengan tindakan otoriter ataupun kekerasan. Tindakan seperti ini akan menjurus kearah disiplin mati atau formal discipline yaitu tampaknya saja pemain disiplin, tetapi kurang dihayati dengan penuh kesadaran.
Robert S Ellis (1956) berpendapat bahwa disiplin yang baik adalah disiplin ”under control” yaitu disiplin yang didasarkan atas penguasaan diri untuk tidak melanggar ketentuan dan peraturan, sesudah memiliki pemahaman dan kesadaran untuk selalu patuh pada norma-norma.
C. BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS

Pelatih salah satu tugasnya adalah mengamati dan mengawasi perkembangan atletnya. Pengawasan yang dimaksudkan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi lebih ditekankan pada pemanfaatan untuk menunjukkan hal-hal yang baik dan kurang baik, kemudian memberikan kesempatan pada atlet untuk lebih memahami, menyadari, dan lebih lanjut menimbulkan dorongan, motivasi untuk berbuat sesuatu yang membanggakan.
Atlet adalah insan yang selalu ingin berpacu dengan keunggulan, dan dalam persaingan tidak selalu atlet akan berhasil sebagai pemenangnya. Dalam situasi persaingan untuk memperebutkan kemenangan ini, atlet akan diuji untuk tetap dapat lebih mengutamakan mematuhi ketentuan dan peraturan dari pada mengedepankan kemenangan semata.
Dalam keadaan seperti ini jelas bahwa menanamkan disiplin dan membina setiap atlet merupakan bagian dari upaya mendidik atlet agar memiliki kepribadian yang baik dan sikap-sikap konstruktif. Dan pelatih perlu menciptakan situasi interaksi yang disebut dengan interaksi edukatif yaitu interaksi yang dilandasi norma-norma pendidikan yang terarah pada pencapaian tujuan untuk membentuk manusia yang berkepribadian baik.
Pelatih menghargai atlet sebagai subyek yang memilki akal pemikiran, perasaan, kemauan, dan cita-cita, sedangkan atlet menghargai pelatih sebagai orang dewasa yang perlu didengar, diperhatikan petunjuk-petunjuknya. Berhasil atau tidaknya upaya pelatihan dapat dilihat dari sikap dan tindakan atelet sehari-hari, apakah ia cukup berdisiplin melakukan program latihan, mematuhi tata tertib, dan sikap-sikap yang positif-konstruktif.
Terry Orlick (1980) mengemukakan beberapa indikator untuk mengetahui apakah atlet memiliki self-control atau belum. Yaitu:
1. Mampu melakuakn sesuatu dengan baik dalam pertandingan besar seperti yang ia lakukukan dalam pertandingan biasa.
2. Mampu kembali bergairah dan termotivasi setelah mengalami kekalahan atau mendapat hukuman.
3. Mampu mengontrol tabiat yang didorong emosi
4. Selalu bertindak positf, dan dewasa terhadap pelatih dan teman anggota tim.
5. Mampu menghadapi ketegangan dengan tidak melakukan sikap-sikap dan tindakan negatif dalam bermain.
6. Selalu tenang dan penuh percaya diri dalam situasi tertekan.

Berikut tentang petunjuk praktis dalam menanamkan disiplin dari pendapat Terry Orlick yaitu :
1. Usaha-usaha preventive adalah lebih baik daripada usaha memperbaiki yang kurang disiplin.
2. Cara yang baik untuk menjaga agar atlet berdisiplin adalah dengan membuat acara yang padat dan menarik minat atlet.
3. Pujian dan penghargaan terhadap atlet yang disipilin adalah lebih baik daripada selalu meneliti kesalahan untuk memberi hukuman.
4. Perbedaan-perbedaan individual perlu diperhatikan untuk dapat memberi perlakuan yang setepat-tepatnya.
5. Terhadap subyek yang nervous dan peka (sensitive) perlu perhatian khusus, usahakan sedikit atau tidak memberi hukuman.
6. Perhatikan perasaan anggota tim lainnya pada waktu memberi perlakuan terhadap salah seorang anggota tim.
7. Perbedaan pendapat atau pertentangan antara pelatih dan salah seorrang atlet akan dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam upaya penanaman disiplin.
8. Sesudah melakukan hukuman harus segera bertindak normal dan baik kembali kepada atlet yang melakukan kesalahan.
9. Jangan menghukum seluruh pemain apabila kesalahan hanya dilakukan oleh seorang pemain saja.
Demikian tulisan singkat ini semoga dapat dikembangkan lebih lanjut dalam upaya meningkatkan disiplin atlet sesuai kebutuhan dan sifat-sifat kepribadian atlet dan dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan situasi dan norma-norma yang berlaku di daerah sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar